
PENDAHULUAN
Bahasa Arab mempunyai peranan penting dalam pergaulan manusia dewasa ini yang telah memasuki dunia globalisasi informasi dan komunikasi. Bahasa Arab memiliki empat keterampilan bahasa yaitu keterampilan mendengar (maharah al-istima’), keterampilan berbicara (maharah al-kalam), keterampilan membaca (maharah al-qira’ah), dan keterampilan menulis (maharah al-kitabah).
Menyimak dan berbicara merupakan dua keterampilan yang berkaitan dengan penggunaan bahasa Arab dalam ranah lisan sedangkan membaca dan menulis merupakan dua keterampilan yang berkaitan dengan penggunaan bahasa Arab dalam ranah tulisan. Keterampilan menulis (maharah al-kitabah) adalah salah satu dari empat keterampilan Bahasa Arab. Keterampilan menulis adalah keterampilan yang mengungkapkan atau mendeskripsikan isi pikiran dari yang sederhana hingga hal yang kompleks (Hermawan dalam Azizah 2022:117).
Situasi
Berdasarkan hasil observasi di kelas VIII Asiah SMPIT As-Syifa Boarding School Wanareja, masih banyak peserta didik yang kesulitan menulis Bahasa Arab, apalagi dalam menulis imla’. Adapun yang menjadi latar belakang masalahnya yaitu bahasa Arab sering dianggap sebagai bahasa yang kompleks dan sulit dipelajari, terutama dalam hal menulis, metode pembelajaran yang digunakan guru kurang menarik dan kurang variatif sehingga menyebabkan kebosanan dan kurangnya minat peserta didik dalam belajar menulis bahasa Arab serta kurangnya sumber daya yang memadai dalam pembelajaran bahasa Arab, terutama dalam hal media pembelajaran yang inovatif dan relevan. Contohnya pada saat pembelajaran berlangsung dan guru hanya menggunakan metode konvensional seperti ceramah dan media pembelajarannya kurang variatif, kebanyakan peserta didik mengantuk, bahkan sampai tertidur di kelas saat guru menjelaskan sehingga pemahaman mereka sedikit disebabkan tidak menyimak apa yang disampaikan guru.
Melihat dari latar belakang permasalahan yang terjadi di kelas, maka dianggap perlu dan penting praktik ini dibagikan, karena dapat dijadikan sebagai solusi bagi guru yang mengalami hal yang sama dalam melakukan sebuah praktik pembelajaran. Untuk mencapai sebuah tujuan pembelajaran yang berkualitas membutuhkan guru yang bermutu untuk menjalankan sebuah model dan metode pembelajaran, itu semua dibutuhkan perencanaan yang matang, disiplin eksekusi, kontroling secara terjadwal dan tidak terjadwal, evaluasi dan melakukan tindak lanjut dengan baik. Dengan adanya itu semua proses pembelajaran dapat terukur dan bisa dipertanggungjawabkan.
Guru tentunya punya peran dan tanggung jawab yang sangat besar untuk kemajuan peserta didik. Oleh karena itu guru harus memiliki kompetensi yang baik agar mampu melaksanakan pembelajaran dengan baik pula. Guru harus melakukan pembelajaran yang efektif melalui model pembelajaran dan metode yang inovatif serta menggunakan media yang manarik dan menyenangkan, sehingga tujuan pembelajaran dan hasil belajar peserta didik dapat tercapai dengan baik.

PEMBAHASAN
Sebelum memulai kegiatan pembelajaran, guru harus menyusun semua perencanaan dalam pembelajaran terlebih dahulu. Hal itu perlu dilakukan agar kegiatan pembelajaran dapat terlaksana secara efektif dan efisien. Selain itu juga supaya materi yang hendak diajarkan kepada para peserta didik mampu tersampaikan secara optimal. Adapun bentuk-bentuk perencanaan dalam pembelajaran tersebut yaitu penyusunan modul ajar. Berdasarkan pandangan Tjiptiany dalam Safitri (2021:61), modul adalah bahan ajar yang disusun secara sistematis dan menarik yang mencakup isi materi, metode, dan evaluasi yang dapat digunakan secara mandiri. Pembelajaran dengan menggunakan modul bertujuan untuk : (1) siswa mampu belajar secara mandiri atau dengan bantuan guru seminimal mungkin, peran guru tidak mendominasi dan tidak otoriter dalam pembelajaran, (3) melatih kejujuran siswa, (4) mengakomodasi berbagai tingkat dan kecepatan belajar siswa, dan (5) siswa dapat mengukur sendiri tingkat penguasaan materi yang dipelajari. Dengan kata lain, di dalam modul ajar telah didesain dan direncakan dengan matang terutama strategi apa yang akan digunakan dalam pengajaran bahasa Arab. Maka dari itu, bagi setiap guru yang hendak mengajar pada satuan pendidikan memiliki kewajiban untuk menyusun modul ajar secara komplit dan sistematik. Hal itu pastinya bertujuan supaya kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara efektif serta mampu mencapai tujuan pembelajaran sesuai yang diinginkan.
Tantangan
Dalam mencapai tujuan tersebut, ada beberapa tantangan yang dihadapi dalam pengembangan kemampuan menulis bahasa Arab di kalangan peserta didik , salah satunya adalah kompleksitas bahasa Arab yang sering dianggap sulit dipelajari, terutama dalam hal menulis. Selain itu, kurangnya minat siswa dalam belajar menulis bahasa Arab juga merupakan tantangan yang signifikan. Lingkungan pembelajaran yang kurang menarik serta kurangnya variasi dalam metode dan media pembelajaran juga dapat menghambat pengembangan kemampuan menulis peserta didik. Hal ini sejalan dengan pendapat Kholiq (2020:294) yang menyatakan bahwa kualitas belajar siswa perlu diperhatikan. Namun siswa cenderung memiliki keterbatasan dalam belajar. Salah satu keterbatasan yang dialami siswa yaitu minimnya sumber belajar. Sumber belajar yang baik harus dapat memberikan suasana belajar yang menyenangkan. Minimnya sumber belajar dapat menghambat proses di dalam kelas, namun sumber belajar yang terlalu luas juga akan mengakibatkan proses belajar tidak berlangsung maksimal. Media pembelajaran sebagai salah satu penentu keberhasilan siswa dalam menyelesaikan setiap materi pelajaran.
Adapun pihak yang terlibat dalam kegiatan praktik baik ini adalah: peserta didik, guru mata pelajaran, serta rekan-rekan sejawat sesama guru Bahasa Arab di lingkungan sekolah.
Aksi
Untuk mengatasi tantangan tersebut, langkah-langkah yang diambil yaitu : (1) Melakukan identifikasi masalah dengan jelas dan spesifikasi terkait tantangan atau masalah yang muncul, melakukan pemisahan antara tantangan yang bisa diatasi dan yang memerlukan solusi lebih mendalam. (2) Melakukan analisis akar penyebab masalah untuk memahami mengapa tantangan tersebut muncul. Ini membantu dalam mengembangkan solusi yang lebih efektif. (3) Melakukan konsultasi dengan rekan sejawat dan ahli untuk memperoleh pandangan atau pengalaman sehingga dapat membantu mengatasi masalah. (4) Mempertimbangkan solusi alternatif dengan membuat daftar solusi alternatif untuk mengatasi tantangan tersebut. Mempertimbangkan berbagai pendekatan, menentukan pilihan yang paling layak dan sesuai dengan konteks. (5) Menentukan solusi yang dianggap paling tepat untuk menyelesaikan tantangan atau masalah yang ada.
Setelah menjalani langkah-langkah tersebut, strategi yang diambil adalah dalam penggunaan media pembelajaran. Di dunia pendidikan media pembelajaran dikenal dengan istilah peragaan atau keperagaan yang selanjutnya dikenal dengan istilah baru yaitu “Media Pendidikan”. Media dalam proses pembelajaran mempunyai peranan penting, yakni sebagai alat bantu untuk menciptakan kegiatan belajar mengajar lebih efektif karena media dapat membuat materi ajar lebih mudah dipahami oleh siswa. Media pendidikan bisa diaplikasikan dengan cara yang menyenangkan, seperti menerapkannya dengan bermain atau dalam pembelajaran bahasa disebut dengan permainan bahasa. Dengan menerapkan permainan bahasa maka dapat menjadi alternatif yang bisa digunakan untuk meningkatkan ketertarikan dan keaktifan siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Umroh (2022:39)
Media yang digunakan dalam praktik ini adalah media Teka-Teki Silang (TTS). Menurut Wahyudi dan Rofiqoh (2021), saat para peserta didik telah diberikan lingkungan untuk bermain, maka dapat membantu guru dalam menyampaikan materi, sehingga pastinya akan mendukung para peserta didik untuk belajar pada banyak ranah. Dengan begitu, pembelajaran Bahasa Arab dengan media Teka-Teki Silang (TTS) dapat berguna sekaligus bermanfaat untuk para peserta didik, di antaranya yaitu untuk melatih keterampilan menulis agar para peserta didik terbiasa menulis Arab sehingga mampu menulis bahasa Arab dan dengan lancar menggunakannya. Maka dari itu, permainan ini pada hakikatnya bertujuan untuk melatih mereka dalam menulis huruf Arab secara lepas dan melatih penguasaan kosakata (mufradat) siswa (Azizah, 2022). Adapun tata cara pembuatan Teka-Teki Silang (TTS) ini adalah pendidik dapat menggambarnya secara manual, membuatnya secara online melalui berbagai platform yang telah tersedia pada aplikasi tertentu, atau bahkan bisa juga memanfaatkan majalah atau koran berbahasa Arab yang ada. Pada praktik ini, penulis telah menggunakan website Puzzle Maker sebagai media pembuatan Teka-Teki Silang (TTS) dalam pembelajaran Bahasa Arab di kelas VIII Asiah SMPIT As-Syifa Boarding School Wanareja

Refleksi
Melalui pembelajaran dengan media TTS, dampak yang dirasakan yaitu peserta didik dapat memperoleh manfaat yang signifikan dalam pengembangan kemampuan menulis bahasa Arab mereka. Dengan terlibat secara aktif dalam proses menulis dan merefleksikan pengalaman mereka, peserta didik dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang struktur bahasa Arab, memperluas kosakata mereka, dan meningkatkan kemampuan mereka dalam menyusun kata dan kalimat bahasa Arab dengan tepat. Selain itu, peserta didik juga dapat memperoleh motivasi yang lebih tinggi dalam belajar bahasa Arab melalui pengalaman yang menarik dan interaktif dengan media TTS sehingga mereka semakin senang belajar bahasa Arab.
Adapun yang menjadi faktor keberhasilan dari strategi ini adalah: adanya perencanaan yang matang, komunikasi yang efektif antara guru dengan peserta didik, keterlibatan secara aktif dalam proses pembelajaran, fleksibilitas mengahadapi perubahan dalam kelas/lingkungan serta bisa beradaptasi, dan memastikan ketersediaan sumber daya yang cukup (dana, personil, teknologi). Sedangkan yang menjadi faktor ketidakberhasilannya adalah strategi yang kurang sesuai dengan lingkungan belajar, kurangnya perencanaan dan eksekusi yang baik, serta kurangnya keterlibatan dari semua unsur. Dengan adanya pemahan faktor-faktor ini dapat membantu kita mengidentifikasi keberhasilan dan ketidaktuntasan dalam proses pembelajaran.
KESIMPULAN
Penggunaan media Teka-Teki Silang (TTS) telah terbukti sebagai strategi yang efektif dalam meningkatkan kemampuan menulis bahasa Arab di kelas VIII Asiah SMPIT As-Syifa Boarding School Wanareja. Melalui media ini, peserta didik terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran, mengatasi tantangan-tantangan yang dihadapi dalam belajar menulis bahasa Arab, dan merefleksikan pengalaman mereka untuk meningkatkan keterampilan mereka di masa depan. Dengan demikian, penggunaan media TTS tidak hanya membantu peserta didik dalam mengembangkan keterampilan menulis bahasa Arab saja, tetapi juga memberikan mereka pengalaman belajar yang menyenangkan dan bermakna. Ini menunjukkan bahwa pendekatan inovatif dan relevan dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran bahasa Arab di lingkungan kelas VIII Asiah SMPIT As-Syifa Boarding School Wanareja.
Adapun Rencana Tindak Lanjut (RTL) untuk menjadikan inovasi pembelajaran melalui media Teka Teki Silang (TTS) lebih baik untuk kedepannya yaitu : (1) Melakukan pelatihan rutin untuk meningkatkan keterampilan dalam menyusun teka-teki silang yang sesuai dengan kurikulum dan kebutuhan pembelajaran bahasa Arab. (2) Berkolaborasi dengan guru, sekolah, atau institusi pendidikan untuk berbagi pengalaman, sumber daya, dan praktik terbaik dalam penggunaan teka-teki silang sebagai alat pembelajaran. (3) Mengintegrasikan teknologi dalam pembuatan dan distribusi teka-teki silang, termasuk pengembangan aplikasi atau platform digital khusus yang memfasilitasi pembuatan dan penggunaan teka-teki silang dalam pembelajaran bahasa Arab. (4) Melakukan evaluasi terhadap efektivitas penggunaan teka-teki silang dalam pembelajaran bahasa Arab, baik dari segi pencapaian pembelajaran siswa maupun respons guru dan siswa terhadap media pembelajaran ini.
Dengan menerapkan rencana tindak lanjut ini secara berkelanjutan, diharapkan penggunaan media teka-teki silang dalam pembelajaran menulis dalam bahasa Arab dapat terus meningkat dan memberikan manfaat yang signifikan bagi pesera didik dan guru.

DAFTAR PUSTAKA
Azizah, Rofiatul. (2022). “Permainan teka teki silang dalam pembelajaran bahasa Arab untuk meningkatkan maharah kitabab.” Tatsqifiy: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab 3.2 (2022): 117-129.
https://ojs.unida.ac.id/tatsqifiy/article/view/6119/3950
Kholiq, Abdul. (2020). “Media Pembelajaran Bahasa Arab.” Prosiding Konferensi Nasional Bahasa Arab 6.6 (2020): 294-302.
https://prosiding.arab-um.com/index.php/konasbara/article/view/715/661
Safitri, W. L., Darma, Y., & Haryadi, R. (2021). “Pengembangan Modul Pembelajaran dengan Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dalam Materi Segi Empat dan Segitiga Siswa SMP”. Numeracy, 8(1), 25-40.
https://ejournal.bbg.ac.id/numeracy/article/view/1333/1184
Umroh, Ida Latifatul, dan Sampiril Taurus Tamaji. (2022). “Permainan Teka-Teki Silang Dalam Pembelajaran Membaca Dan Menulis Bahasa Arab.” Al-Fakkaar 3.2 (2022): 36-57.
https://e-jurnal.unisda.ac.id/index.php/ALF/article/view/3273/2075
Wahyudi, I., & Rofiqoh, S. (2021). Permainan Teka-Teki Silang dalam Pembelajaran Mufradāt di Kelas X IPA MA Irsyadun Nasyi’in. An-Nuqthah, 1(1), 13-18.
https://ejournal.uas.ac.id/index.php/An-Nuqthah/article/download/590/411
Leave a Comment