School Info
Wednesday, 19 Nov 2025
  • SELAMAT DATANG DI SEKOLAH CALON PEMIMPIN MASA DEPAN - PENDAFTARAN MURID BARU KLIK DISINI
  • SELAMAT DATANG DI SEKOLAH CALON PEMIMPIN MASA DEPAN - PENDAFTARAN MURID BARU KLIK DISINI
19 November 2025

BEST PRACTICE : PENGGUNAAN MEDIA TEKA TEKI SILANG (TTS) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA ARAB DI KELAS VIII ASIAH SMPIT AS-SYIFA BOARDING SCHOOL WANAREJA

Wed, 19 November 2025 Read 6x

PENDAHULUAN

Bahasa Arab mempunyai peranan penting dalam pergaulan manusia dewasa ini yang telah memasuki dunia globalisasi informasi dan komunikasi. Bahasa Arab memiliki empat keterampilan bahasa    yaitu keterampilan mendengar (maharah al-istima’), keterampilan berbicara (maharah al-kalam), keterampilan   membaca (maharah al-qira’ah), dan  keterampilan  menulis (maharah al-kitabah).

Menyimak dan berbicara merupakan dua keterampilan yang berkaitan dengan penggunaan bahasa Arab dalam ranah   lisan sedangkan   membaca dan menulis  merupakan  dua  keterampilan yang    berkaitan    dengan    penggunaan bahasa Arab dalam    ranah   tulisan. Keterampilan menulis    (maharah al-kitabah)  adalah  salah  satu  dari  empat keterampilan Bahasa Arab. Keterampilan menulis adalah keterampilan yang mengungkapkan  atau  mendeskripsikan isi  pikiran  dari  yang  sederhana  hingga hal  yang  kompleks (Hermawan dalam Azizah 2022:117).

Situasi

Berdasarkan hasil observasi di kelas VIII Asiah SMPIT As-Syifa Boarding School Wanareja, masih banyak peserta didik yang kesulitan menulis Bahasa Arab, apalagi dalam menulis imla’. Adapun yang menjadi latar belakang masalahnya yaitu bahasa Arab sering dianggap sebagai bahasa yang kompleks dan sulit dipelajari, terutama dalam hal menulis, metode pembelajaran yang digunakan guru kurang menarik dan kurang variatif sehingga menyebabkan kebosanan dan kurangnya minat peserta didik dalam belajar menulis bahasa Arab serta kurangnya sumber daya yang memadai dalam pembelajaran bahasa Arab, terutama dalam hal media pembelajaran yang inovatif dan relevan. Contohnya pada saat pembelajaran berlangsung dan guru hanya menggunakan metode konvensional seperti ceramah dan media pembelajarannya kurang variatif, kebanyakan peserta didik mengantuk, bahkan sampai tertidur di kelas saat guru menjelaskan sehingga pemahaman mereka sedikit disebabkan tidak menyimak apa yang disampaikan guru.

Melihat dari latar belakang permasalahan yang terjadi di kelas, maka dianggap perlu dan penting praktik ini dibagikan, karena dapat dijadikan sebagai solusi bagi guru yang mengalami hal yang sama dalam melakukan sebuah praktik pembelajaran. Untuk mencapai sebuah tujuan pembelajaran yang berkualitas membutuhkan guru yang bermutu untuk menjalankan sebuah model dan metode pembelajaran, itu semua dibutuhkan perencanaan yang matang, disiplin eksekusi, kontroling secara terjadwal dan tidak terjadwal, evaluasi dan melakukan tindak lanjut dengan baik. Dengan adanya itu semua proses pembelajaran dapat terukur dan bisa dipertanggungjawabkan.

Guru tentunya punya peran dan tanggung jawab yang sangat besar untuk kemajuan peserta didik. Oleh karena itu guru harus memiliki kompetensi yang baik agar mampu melaksanakan pembelajaran dengan baik pula. Guru harus melakukan pembelajaran yang efektif melalui model pembelajaran dan metode yang inovatif serta menggunakan media yang manarik dan menyenangkan, sehingga tujuan pembelajaran dan hasil belajar peserta didik dapat tercapai dengan baik.

a

PEMBAHASAN

Sebelum memulai kegiatan pembelajaran, guru harus menyusun semua perencanaan dalam pembelajaran  terlebih  dahulu.  Hal  itu  perlu  dilakukan  agar  kegiatan  pembelajaran  dapat  terlaksana secara efektif  dan  efisien.  Selain itu juga supaya  materi  yang  hendak  diajarkan  kepada  para  peserta didik mampu  tersampaikan  secara  optimal.  Adapun  bentuk-bentuk   perencanaan   dalam   pembelajaran   tersebut   yaitu   penyusunan   modul ajar.  Berdasarkan  pandangan Tjiptiany dalam  Safitri (2021:61), modul adalah bahan ajar yang disusun secara sistematis dan menarik yang mencakup isi materi, metode, dan evaluasi yang dapat digunakan secara mandiri. Pembelajaran dengan menggunakan modul bertujuan untuk : (1) siswa mampu belajar secara mandiri atau dengan bantuan guru seminimal mungkin, peran guru tidak mendominasi dan tidak otoriter dalam pembelajaran, (3) melatih kejujuran siswa, (4) mengakomodasi berbagai tingkat dan kecepatan belajar siswa, dan (5) siswa dapat mengukur sendiri tingkat penguasaan materi yang dipelajari. Dengan  kata  lain,  di  dalam modul ajar  telah  didesain  dan direncakan dengan matang terutama strategi apa yang akan digunakan dalam pengajaran bahasa Arab. Maka  dari  itu,  bagi  setiap  guru  yang  hendak  mengajar  pada  satuan  pendidikan  memiliki  kewajiban untuk  menyusun modul ajar  secara  komplit  dan  sistematik.  Hal  itu  pastinya  bertujuan  supaya  kegiatan pembelajaran  dapat  berjalan  secara  efektif  serta  mampu  mencapai  tujuan  pembelajaran  sesuai  yang diinginkan.

Tantangan

Dalam mencapai tujuan tersebut, ada beberapa tantangan yang dihadapi dalam pengembangan kemampuan menulis bahasa Arab di kalangan peserta didik , salah satunya adalah kompleksitas bahasa Arab yang sering dianggap sulit dipelajari, terutama dalam hal menulis. Selain itu, kurangnya minat siswa dalam belajar menulis bahasa Arab juga merupakan tantangan yang signifikan. Lingkungan pembelajaran yang kurang menarik serta kurangnya variasi dalam metode dan media pembelajaran juga dapat menghambat pengembangan kemampuan menulis peserta didik. Hal ini sejalan dengan pendapat Kholiq (2020:294) yang menyatakan bahwa kualitas belajar siswa perlu diperhatikan. Namun siswa cenderung memiliki keterbatasan dalam belajar. Salah satu keterbatasan yang dialami siswa yaitu minimnya sumber belajar. Sumber belajar yang baik harus dapat memberikan suasana belajar yang menyenangkan. Minimnya sumber belajar dapat menghambat proses di dalam kelas, namun sumber belajar yang terlalu luas juga akan mengakibatkan proses belajar tidak berlangsung maksimal. Media pembelajaran sebagai salah satu penentu keberhasilan siswa dalam menyelesaikan setiap materi pelajaran.

Adapun pihak yang terlibat dalam kegiatan praktik baik ini adalah: peserta didik, guru mata pelajaran, serta rekan-rekan sejawat sesama guru Bahasa Arab di lingkungan sekolah.

Aksi

Untuk mengatasi tantangan tersebut, langkah-langkah yang diambil yaitu : (1) Melakukan identifikasi masalah dengan jelas dan spesifikasi terkait tantangan atau masalah yang muncul, melakukan pemisahan antara tantangan yang bisa diatasi dan yang memerlukan solusi lebih mendalam. (2) Melakukan analisis akar penyebab masalah untuk memahami mengapa tantangan tersebut muncul. Ini membantu dalam mengembangkan solusi yang lebih efektif. (3) Melakukan konsultasi dengan rekan sejawat dan ahli untuk memperoleh pandangan atau pengalaman sehingga dapat membantu mengatasi masalah. (4) Mempertimbangkan solusi alternatif dengan membuat daftar solusi alternatif untuk mengatasi tantangan tersebut. Mempertimbangkan berbagai pendekatan, menentukan pilihan yang paling layak dan sesuai dengan konteks. (5) Menentukan solusi yang dianggap paling tepat untuk menyelesaikan tantangan atau masalah yang ada.

Setelah menjalani langkah-langkah tersebut, strategi yang diambil adalah dalam penggunaan media pembelajaran. Di dunia pendidikan media pembelajaran dikenal dengan istilah peragaan atau  keperagaan  yang  selanjutnya  dikenal  dengan  istilah  baru  yaitu  “Media Pendidikan”. Media dalam proses pembelajaran mempunyai peranan penting, yakni sebagai alat bantu untuk menciptakan kegiatan belajar mengajar lebih efektif karena media dapat membuat materi ajar lebih mudah dipahami oleh siswa. Media pendidikan bisa diaplikasikan dengan cara yang menyenangkan, seperti  menerapkannya  dengan  bermain atau  dalam  pembelajaran  bahasa disebut  dengan  permainan  bahasa.  Dengan  menerapkan    permainan  bahasa maka  dapat  menjadi  alternatif  yang  bisa  digunakan  untuk  meningkatkan ketertarikan dan keaktifan siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Umroh (2022:39)

Media yang digunakan dalam praktik ini adalah media Teka-Teki Silang (TTS). Menurut Wahyudi dan Rofiqoh (2021), saat para peserta didik telah diberikan  lingkungan  untuk  bermain,  maka  dapat  membantu  guru  dalam  menyampaikan  materi, sehingga  pastinya  akan mendukung  para  peserta  didik  untuk  belajar  pada  banyak  ranah. Dengan begitu, pembelajaran Bahasa Arab dengan media Teka-Teki Silang (TTS) dapat berguna sekaligus bermanfaat untuk para peserta didik, di antaranya yaitu untuk melatih keterampilan menulis agar  para  peserta  didik  terbiasa  menulis  Arab sehingga  mampu  menulis  bahasa  Arab  dan  dengan lancar  menggunakannya.  Maka  dari  itu,  permainan  ini  pada  hakikatnya  bertujuan  untuk  melatih mereka  dalam  menulis  huruf  Arab  secara  lepas  dan  melatih  penguasaan  kosakata  (mufradat)  siswa (Azizah,  2022).  Adapun  tata  cara  pembuatan  Teka-Teki  Silang  (TTS)  ini  adalah  pendidik  dapat menggambarnya  secara  manual,  membuatnya  secara online melalui  berbagai platform yang  telah tersedia  pada  aplikasi  tertentu,  atau  bahkan  bisa  juga  memanfaatkan  majalah  atau  koran  berbahasa Arab yang ada. Pada praktik ini, penulis telah menggunakan website Puzzle Maker sebagai media pembuatan Teka-Teki Silang (TTS) dalam pembelajaran Bahasa Arab di kelas VIII Asiah SMPIT As-Syifa Boarding School Wanareja

c

Refleksi

Melalui pembelajaran dengan media TTS, dampak yang dirasakan yaitu peserta didik dapat memperoleh manfaat yang signifikan dalam pengembangan kemampuan menulis bahasa Arab mereka. Dengan terlibat secara aktif dalam proses menulis dan merefleksikan pengalaman mereka, peserta didik dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang struktur bahasa Arab, memperluas kosakata mereka, dan meningkatkan kemampuan mereka dalam menyusun kata dan kalimat bahasa Arab dengan tepat. Selain itu, peserta didik juga dapat memperoleh motivasi yang lebih tinggi dalam belajar bahasa Arab melalui pengalaman yang menarik dan interaktif dengan media TTS sehingga mereka semakin senang belajar bahasa Arab.

Adapun yang menjadi faktor keberhasilan dari strategi ini adalah: adanya perencanaan yang matang, komunikasi yang efektif antara guru dengan peserta didik, keterlibatan secara aktif dalam proses pembelajaran, fleksibilitas mengahadapi perubahan dalam kelas/lingkungan serta bisa beradaptasi, dan memastikan ketersediaan sumber daya yang cukup (dana, personil, teknologi). Sedangkan yang menjadi faktor ketidakberhasilannya adalah strategi yang kurang sesuai dengan lingkungan belajar, kurangnya perencanaan dan eksekusi yang baik, serta kurangnya keterlibatan dari semua unsur. Dengan adanya pemahan faktor-faktor ini dapat membantu kita mengidentifikasi keberhasilan dan ketidaktuntasan dalam proses pembelajaran.

 

KESIMPULAN

Penggunaan media Teka-Teki Silang (TTS) telah terbukti sebagai strategi yang efektif dalam meningkatkan kemampuan menulis bahasa Arab di kelas VIII Asiah SMPIT As-Syifa Boarding School Wanareja. Melalui media ini, peserta didik terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran, mengatasi tantangan-tantangan yang dihadapi dalam belajar menulis bahasa Arab, dan merefleksikan pengalaman mereka untuk meningkatkan keterampilan mereka di masa depan. Dengan demikian, penggunaan media TTS tidak hanya membantu peserta didik dalam mengembangkan keterampilan menulis bahasa Arab saja, tetapi juga memberikan mereka pengalaman belajar yang menyenangkan dan bermakna. Ini menunjukkan bahwa pendekatan inovatif dan relevan dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran bahasa Arab di lingkungan kelas VIII Asiah SMPIT As-Syifa Boarding School Wanareja.

Adapun Rencana Tindak Lanjut (RTL) untuk menjadikan inovasi pembelajaran melalui media Teka Teki Silang (TTS) lebih baik untuk kedepannya yaitu : (1) Melakukan pelatihan rutin untuk meningkatkan keterampilan dalam menyusun teka-teki silang yang sesuai dengan kurikulum dan kebutuhan pembelajaran bahasa Arab. (2) Berkolaborasi dengan guru, sekolah, atau institusi pendidikan untuk berbagi pengalaman, sumber daya, dan praktik terbaik dalam penggunaan teka-teki silang sebagai alat pembelajaran. (3) Mengintegrasikan teknologi dalam pembuatan dan distribusi teka-teki silang, termasuk pengembangan aplikasi atau platform digital khusus yang memfasilitasi pembuatan dan penggunaan teka-teki silang dalam pembelajaran bahasa Arab. (4) Melakukan evaluasi terhadap efektivitas penggunaan teka-teki silang dalam pembelajaran bahasa Arab, baik dari segi pencapaian pembelajaran siswa maupun respons guru dan siswa terhadap media pembelajaran ini.

Dengan menerapkan rencana tindak lanjut ini secara berkelanjutan, diharapkan penggunaan media teka-teki silang dalam pembelajaran menulis dalam bahasa Arab dapat terus meningkat dan memberikan manfaat yang signifikan bagi pesera didik dan guru.

b

 

DAFTAR PUSTAKA

Azizah, Rofiatul. (2022). “Permainan teka teki silang dalam pembelajaran bahasa Arab untuk meningkatkan maharah kitabab.” Tatsqifiy: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab 3.2 (2022): 117-129.

https://ojs.unida.ac.id/tatsqifiy/article/view/6119/3950

Kholiq, Abdul. (2020). “Media Pembelajaran Bahasa Arab.” Prosiding Konferensi Nasional Bahasa Arab 6.6 (2020): 294-302.

https://prosiding.arab-um.com/index.php/konasbara/article/view/715/661

Safitri, W. L., Darma, Y., & Haryadi, R. (2021). “Pengembangan Modul Pembelajaran dengan Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dalam Materi Segi Empat dan Segitiga Siswa SMP”. Numeracy, 8(1), 25-40.

https://ejournal.bbg.ac.id/numeracy/article/view/1333/1184

Umroh, Ida Latifatul, dan Sampiril Taurus Tamaji. (2022). “Permainan Teka-Teki Silang Dalam Pembelajaran Membaca Dan Menulis Bahasa Arab.” Al-Fakkaar 3.2 (2022): 36-57.

https://e-jurnal.unisda.ac.id/index.php/ALF/article/view/3273/2075

Wahyudi, I., & Rofiqoh, S. (2021). Permainan Teka-Teki Silang dalam Pembelajaran Mufradāt di Kelas X IPA MA Irsyadun Nasyi’in. An-Nuqthah, 1(1), 13-18.

https://ejournal.uas.ac.id/index.php/An-Nuqthah/article/download/590/411

Another Article

This article have

0 Comment

Leave a Comment

 

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.