
Santri SMPIT As-Syifa Wanareja Ukir Prestasi di Star Fest 2025: Menginspirasi Melalui Bahasa Inggris
ð
Star Fest â25 Teens Category
ð Capaian Luar Biasa Santri Putri SMPIT As-Syifa Boarding School Wanareja

Kabar membanggakan kembali datang dari SMPIT As-Syifa Boarding School Wanareja. Tiga santri putri berhasil menorehkan prestasi gemilang dalam ajang Star Fest 2025 â Teens Category, kompetisi tingkat pelajar yang menampilkan kemampuan berbahasa Inggris, kreativitas, dan kepercayaan diri generasi muda.
Kompetisi yang digelar secara nasional ini menjadi wadah bagi pelajar untuk menunjukkan kemampuan komunikasi global, salah satu keterampilan penting di era modern. Dalam ajang bergengsi ini, Dzakyra Khairani Putri berhasil meraih Juara 1 Story Telling, Queenze Quranique Winandi meraih Juara 2 Speech, dan Aisyaqilah Nukiara Wijaya berhasil meraih Juara 3 Story Telling.
Kemenangan ini menjadi bukti nyata bahwa santri SMPIT As-Syifa tidak hanya unggul dalam bidang keislaman dan tahfidz, tetapi juga mampu bersaing dalam bidang akademik dan keterampilan komunikasi internasional.
Kategori Story Telling menjadi salah satu cabang lomba paling diminati dalam Star Fest 2025. Peserta diminta untuk menampilkan kemampuan menyampaikan cerita berbahasa Inggris dengan ekspresi, intonasi, dan pesan moral yang kuat.
Dzakyra Khairani Putri, dengan penampilannya yang memukau, berhasil meraih Juara 1. Dzakyra tampil penuh percaya diri, ekspresif, dan komunikatif. Ia berhasil menarik perhatian juri dengan kemampuan intonasi dan mimik yang alami.

Sementara itu, Aisyaqilah Nukiara Wijaya yang meraih Juara 3, juga memukau dewan juri.
Meski masih muda, Aisyaqilah mampu menghadirkan karakter yang hidup dan pesan moral yang dalam tentang pentingnya berbuat baik di mana pun berada.

Kedua santri ini membuktikan bahwa story telling bukan sekadar kemampuan bercerita, melainkan juga sarana untuk menanamkan nilai-nilai luhur dalam bahasa yang universal.
âKetika saya bercerita, saya ingin pendengar bukan hanya memahami isi cerita, tapi juga merasakan pesan kebaikan di dalamnya,â ungkap Dzakyra dengan senyum bangga.
Dalam kategori Speech Contest, Queenze Quranique Winandi tampil luar biasa.
Ia berhasil memukau dewan juri dengan argumen yang kuat, gaya bicara yang percaya diri, serta penguasaan panggung yang matang.

Pidatonya menggambarkan bagaimana generasi muda harus menggunakan teknologi dengan bijak dan berperan aktif dalam membangun perubahan positif di masyarakat.
âMenjadi pemimpin di era digital bukan hanya soal teknologi, tapi juga tentang karakter dan tanggung jawab,â ujar Queenze dalam pidatonya yang menggugah semangat audiens.
Penampilan Queenze yang memadukan keberanian, kelancaran berbicara, dan nilai-nilai kepemimpinan islami menjadikannya pantas meraih Juara 2 Speech Contest di ajang tersebut.
Capaian ini tidak terlepas dari sistem pendidikan SMPIT As-Syifa Boarding School Wanareja yang menerapkan kurikulum terpadu antara kurikulum nasional, kurikulum Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT), dan kurikulum khas As-Syifa seperti tahfidz, leadership, serta lifeskill.
Sekolah memandang bahwa kemampuan berbahasa Inggris adalah bagian dari pengembangan leadership global dan public speaking islami.
Melalui program Language Ambassador (LA), siswa dibimbing untuk percaya diri berbicara dalam bahasa Inggris dalam berbagai konteksâmulai dari percakapan sehari-hari, debat, hingga storytelling dan speech competition.
Pembina kegiatan, Ustadzah pembimbing English Club, mengungkapkan rasa bangganya terhadap capaian para murid:
âKami tidak hanya melatih kemampuan bahasa, tetapi juga karakter. Mereka belajar bahwa berbicara dalam bahasa Inggris adalah sarana untuk menyampaikan nilai kebaikan dan dakwah dengan cara yang elegan.â
Bagi SMPIT As-Syifa Boarding School Wanareja, mengikuti kompetisi bukan sekadar mengejar trofi. Lomba menjadi media pembelajaran karakterâmengajarkan disiplin, tanggung jawab, kerja keras, dan sportivitas.
Para santri dilatih untuk menyiapkan diri sejak jauh hari: menulis naskah, berlatih pelafalan, memperbaiki intonasi, dan mengasah rasa percaya diri.
âKami ingin mereka memahami bahwa hasil terbaik lahir dari proses panjang yang diisi dengan kesungguhan,â ujar salah satu guru pembina bahasa Inggris.
Selain itu, kegiatan lomba seperti ini juga menumbuhkan semangat ukhuwah dan kebersamaan antar santri. Mereka saling mendukung, memberikan masukan, dan memotivasi satu sama lain agar tampil maksimal.
Kemenangan santri di ajang Star Fest 2025 menjadi bukti nyata visi sekolah: âMewujudkan Generasi Visioner Menuju Peradaban Robbani.â
Dengan kemampuan bahasa Inggris yang mumpuni dan kepribadian islami yang kuat, para santri diharapkan mampu menjadi duta dakwah globalâmenyampaikan nilai-nilai Islam dengan santun di kancah internasional.
Program seperti speech, story telling, dan language day menjadi langkah strategis untuk melatih santri menjadi komunikator muslim yang cerdas, terampil, dan berakhlak mulia.
Prestasi ini juga tidak lepas dari dukungan luar biasa dari para guru dan orang tua.
Guru-guru menjadi mentor yang sabar dan inspiratif, sementara orang tua memberikan dorongan moral serta doa yang tulus dari rumah.
Ustadzah pembimbing menyampaikan bahwa dukungan lingkungan yang positif di As-Syifa menjadi kunci kesuksesan:
âKami menanamkan prinsip bahwa belajar bahasa bukan hanya tentang nilai, tetapi tentang bagaimana menggunakannya untuk kebaikan dan kemanfaatan umat.â
Kemenangan Dzakyra, Queenze, dan Aisyaqilah bukan hanya tentang prestasi pribadi. Mereka menjadi inspirasi bagi teman-temannya untuk terus berani tampil dan mencoba hal baru.
Mereka menunjukkan bahwa dengan latihan, semangat, dan doa, setiap santri bisa menjadi pemenang di bidangnya masing-masing.
Sebagai santri yang juga penghafal Al-Qurâan, ketiganya membuktikan bahwa menguasai bahasa asing tidak mengurangi keislaman seseorang, justru memperluas peran dakwah di dunia global.
Prestasi yang diraih dalam Star Fest 2025 menjadi bukti bahwa pendidikan di SMPIT As-Syifa Boarding School Wanareja tidak hanya fokus pada akademik dan tahfidz, tetapi juga mengembangkan potensi komunikasi global yang berlandaskan nilai keislaman.
Dzakyra, Queenze, dan Aisyaqilah telah membuktikan bahwa santri bisa menjadi juaraâbukan hanya di atas panggung lomba, tetapi juga dalam kehidupan nyata.
Dengan kemampuan bahasa Inggris yang fasih, akhlak yang baik, dan semangat islami yang kuat, mereka siap menjadi generasi muda yang membangun peradaban robbani di masa depan.
Leave a Comment